ARISAN SEDOT TINJA (ARSETI)

Home - Blog Detail

  1. Tahapan Inovasi
    Arisan sedot tinja telah berada pada tahapan implementasi
  2. Inisiator Inovasi Daerah
    Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga – Kota Metro
  3. Jenis Inovasi
    Non Digital
  4. Bentuk Inovasi
    Inovasi bentuk lainnya sesuai dengan bidang/ urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
  5. Inovasi Tematik
    Non Tematik
  6. Covid-19 atau Non Covid-19
    Non Covid-19
  7. Urusan Inovasi Daerah
    Urusan Lingkungan Hidu[
  8. Rancang Bangun Inovasi Daerah dan Pokok Perubahan yang akan Dilakukan
    Air merupakan salah satu material penting dan mendasar untuk menunjang kehidupan yang layak bagi makhluk hidup, termasuk manusia. Untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia serta melakukan aktifitas kehidupan sehari-hari, manusia tidak akan lepas dari urusan air. Dengan demikian, ketersediaan pasokan serta akses terhadap air bersih, baik secara kualitatif maupun kuantitatif merupakan hal yang selayaknya menjadi prioritas. Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk yang relatif cepat disertai pula dengan penyebarannya yang masih belum merata di perkotaan, menyebabkan kebutuhan akan tempat tinggal semakin meningkat. Permintaan pemenuhan kebutuhan akan perumahan di perkotaan semakin bertambah besat seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini mendorong pertambahan terus menerus jumlah rumah, bahkan tak jarang rumah-rumah yang berukuran sederhana.
    Untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih, mayoritas masyarakat perkotaan bergantung pada pasokan air tanah, melalui pembangunan sumur gali atau sumur bor di area pekarangan rumah masing-masing. Sementara itu, untuk mengolah air limbah dari kegiatan domestik sehari-hari, mayoritas masyarakat perkotaan membangun tangki septik yang juga berada di area pekarangan rumah masing-masing. Ukuran rumah perorangan serta sangat dekatnya jarak antar rumah, ditambah dengan konstruksi sumur dan tangki septik, yang mayoritas belum memenuhi ketentuan baku atau peraturan perundang-undangan yang berlaku, menyebabkan semakin besarnya probabilitas pencemaran air tanah oleh bakteri yang berasal dari tinja yang tertampung di dalam tangki septik.
    Di sisi lain, para pemilik atau penanggung jawab bangunan rumah atau gedung selain rumah yang telah lama ada dan memiliki tangki septik di tempatnya masing-masing tidak mengetahui secara pasti kondisi terkini konstruksi tangki septiknya sekaligus tidak pernah melakukan penyedotan lumpur tinja yang berada di dalam tangki septiknya.
    Fenomena global perubahan iklim, cuaca ekstrim, pemanasan global, perbedaan temperatur eksstrim berdampak pula pada kondisi lingkungan lokal, seperti hujan dengan intensitas yang tinggi dalam waktu singkat namun tidak merata juga kemarau berkepanjangan dengan temperatur udara yang tinggi berpengaruh pada probabilitas penyebaran bakteri yang terkandung di dalam tinja ke dalam air tanah. Pada hujan dengan intensitas yang sangat tinggi serta terjadi dalam waktu yang singkat dapat menyebabkan terjadi penambahan volume air yang masuk ke dalam tangki septik. Penambahan air ini dapat menyebabkan semakin bertambah tingginya tekanan terhadap dinding tangki septik yang kemudian menjadi salah satu penyebab terdorong keluarnya lumpur tinja berikut bakteri yang terkandung di dalamnya ke air tanah. Pada kemarau berkepanjangan dengan temperatur udara yang tinggi menyebabkan terjadi pemuaian pada dinding tangki septik juga pori-pori tanah, yang juga dapat menyebabkan semakin tingginya probabilitas terjadinya pencemaran air tanah oleh bakteri yang terkandung di dalam tinja dan/ atau lumpur tinja.
    Sampai dengan saat ini, belum ada program pembangunan sistem pengolahan air limbah domestik terpadu skala kota, yang menyebabkan masyarakat masih bergantung pada pembangunan tangki septik perseorangan di tempatnya masing-masing. Selanjutnya, mudahnya membangun sumur gali dan sumur bor, tanpa perlu adanya perizinan dan pengawasan tertentu yang khusus dilakukan oleh pihak terkait atau berwenang, menyebabkan masyarakat cenderung masih tetap bergantung pada air tanah bukan air perpipaan.
    Belum adanya pengujian kualitas air tanah yang dikonsumsi oleh masyarakat juga menyebabkan perlu adanya perhatian tersendiri yang lebih khusus terkait dengan pengolahan air limbah domestik.
    Dari sisi regulasi, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Daerah yang mengatur tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik. Salah satu ketentuan yang diatur di dalamnya adalah kewajiban bagi pemilik atau penanggung jawab bangunan rumah atau gedung melakukan penyedotan lumpur tinja dari tangki septik yang dimilikinya secara berkala paling sedikit satu kali dalam rentang waktu tiga tahun. Dari sisi sarana dan prasarana pengolahan lumpur tinja, Pemerintah telah memiliki instalasi pengolahan lumpur tinja dan satu unit kendaraan penyedotan lumpur tinja.
    Dengan demikian, sangat perlu dan mendesak untuk diselenggarakan program yang integratif dan komprehensif terkait penyedotan lumpur tinja dari tangki septik warga masyarakat.
    Penyedotan lumpur tinja ini menunjang keberhasilan sanitasi total berbasis masyarakat, pencapaian target tujuan pembangunan yang berkelanjutan serta target Pemerintah Kota dalam sanitasi layak 100 % serta aman 12%.
    Gerakan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga merupakan mitra Pemerintah dalam menjalankan roda pembangunan, melalui 10 Program Pokok-nya terutama program tata laksana rumah tangga, melaksanakan program kegiatan yang mendorong warga masyarakat, terutama kaum perempuan atau ibu-ibu untuk bersama-sama melaksanakan penyedotan lumpur tinja pada tangki septik di rumahnya masing-masing.
    Sasaran kegiatan ini adalah kelompok-kelompok dasawisma yang terdiri atas 10 sampai dengan 30 rumah, yang diwakili oleh para ibu rumah tangga. Target kegiatan ini adalah 100 persen kelompok dasawisma seluruh kota telah memiliki kelompok arisan sedot tinja dan paling sedikit 50 persen anggota di kelompoknya masing-masing telah melakukan penyedotan lumpur tinja di tangki septik yang berada di rumahnya masing-masing. Strategi kegiatan ini dilakukan dengan: rapat koordinasi perwakilan pengurus pokja 3 masing-masing kelurahan, pertemuan dan diskusi kelompok kecil kumpulan ibu-ibu, akomunikasi perubahan perilaku melalui berbagai macam media, termasuk media sosial, membentuk kelompok diskusi secara digital atau virtual melalui Whatsapp, melakukan kegiatan pemantauan, pelaporan dan evaluasi secara berkala, bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk swasta, pelaksanaan pola insentif dan disinsentif, pemberian penghargaan.
  9. Tujuan Inovasi Daerah
    Maksud kegiatan ini adalah membentuk kelompok-kelompok masyarakat yang terdiri atas perempuan dan/ atau ibu-ibu rumah tangga (sebagai perwakilan keluarga masing-masing) dan bersedia secara sadar tanpa paksaan melakukan penyedotan lumpur tinja di tangki septiknya masing-masing secara berkala paling sedikit satu kali dalam tiga tahun. Sistem pembayaran dan giliran/ urutan penyedotan berdasarkan hasil pemenang arisan yang dilakukan setiap bulan. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatnya jumlah rumah tangga dan/ atau kelompok warga masyarakat yang melakukan penyedotan lumpur tinja dalam tangki septik di rumahnya masing-masing secara berkala paling sedikit satu kali dalam setiap tiga tahun. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk mempercepat dan/ atau menunjang percepatan pencapaian target sanitasi layak, aman dan berkelanjutan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
  10. Manfaat Inovasi Daerah
    Output kegiatan ini adalah terbentuknya kelompok warga masyarakat yang melakukan penyedotan lumpur tinja dari tangki septiknya sekaligus membangun sistem basis data serta informasi manajemen spasialnya. Outcomes kegiatan ini adalah meningkatkan kualitas air tanah sebagai sumber air baku yang layak dikonsumsi oleh warga masyarakat serta meningkatkan daya tahan tubuh manusia, kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan.
  11. Hasil Inovasi Daerah
    Kelompok perempuan yang secara aktif melakukan kampanye sanitasi aman dan berkelanjutan melalui gerakan arisan sedot tinja
  12. Anggaran
    Anggaran keuangan untuk pelaksanaan kegiatan arisan sedot tinja ini bersumber dari swadaya masyarakat yang ditentukan berdasarkan hasil musyawarah untuk mufakat pada masing-masing kelompok dasawisma
  13. Profil Bisnis
    Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga merupakan mitra Pemerintah dalam menjalankan roda pembangunan. Kelompok Kerja 3 bertanggung jawab dalam 3 (tiga) program pokoknya, yaitu sandang, pangan serta tata laksana di dalam rumah tangga. Sementara, kelompok dasawisma adalah organisasi atau kelompok masyarakat yang beranggotakan antara 10 sampai dengan 20 rumah.


    KEGIATAN INOVASI ARSETI

Recent Posts

  • All Post
  • Berita
  • Galeri Foto
  • Kegiatan
  • Pengumuman
  • Pokja I
  • Pokja II
  • Pokja III
  • Pokja IV
  • Sekretariat

Emergency Call

Lorem Ipsum is simply dumy text of the printing typesetting industry beautiful worldlorem ipsum.

Categories

HUBUNGI KAMI

Copyright : Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Metro 2025