RAKOR TP. PKK KOTA METRO
Ketua TP. PKK Kota Metro Ny. dr. Silfia Naharani Wahdi, Sp. KKLp, MM. pimpin Rapat Koordinasi TP PKK Kota Metro melalui Zoom Meeting membahas rencana dan strategi program TP PKK , di ruang OR Setda Kota Metro, Kamis (08/04/2021).
Pada acara Rakor TP PPK tersebut Silfia Naharani menyampaikan saat membuka Rakor, TP PKK memiliki 4 strategi program. Diantaranya penguatan TP PKK dalam kecamatan dan kelurahan serta Dasawisma. Setiap kelompok kerja (Pokja) dalam struktur TP PKK harus memiliki inovasi dan juga peran yang besar dalam mendukung percepatan penanganan stunting. Melaksanakan kebiasaan baru di masa pandemi Covid-19, dan melaksanakan kegiatan sesuai Rakernas dan Rakerda.
“Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Oleh karena itu, kita perlu mencegah terjadinya stunting, di lingkungan masyarakat, perlu diingatkan lagi peran kader-kader Posyandu dalam masyarakat,” jelasnya.
Tidak hanya itu TP PKK juga memiliki program berbagai inovasi, diantaranya SIMPATIK, SIMANTAP, SIMPEL. Lanjutnya, ditengah pandemi global Covid-19 PKK juga ikut andil dalam membantu pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19, dengan memberdayakan masyarakat dalam meringankan perekonomian keluarga, seperti membuat berbagai kerajinan dan lainnya.
Sowiyah selaku Ketua Dasawisma Istana (Tangguh Bencana) juga menyampaikan sambutannya. Dibentuknya dasawisma istana ini merupakan upaya peningkatan ketangguhan bencana dan ketahanan terhadap bencana yang akan terjadi.
“Karena tingginya potensi ancaman dan jumlah masyarakat yang terpapar risiko bencana menyebabkan perlunya meningkatkan keterampilan masyarakat secara terus menerus sehingga masyarakat dapat mengetahui bagaimana harus menghadapi situasi kedaruratan bencana,” pungkasnya.
Sowiyah juga memaparkan bahwa ada 3 poin katana dalam mewujudkan istana, diantaranya menjadi sokoguru ketangguhan, memperkuat upaya ketahanan keluarga melalui informasi media sosial, dan katana juga perlu melibatkan seluruh masyarakat.
“Perlunya motor penggerak dalam pembentukan dasawisma yang kompak. Kami selaku dasawisma istana, sangat amat memanfaatkan pekarangan kosong yang tersisa, melakukan gotong royong, dan memanfaatkan dengan baik hasil tanaman yang di tanam sendiri,” tutupnya. (Ins/cv)